Semua Paslon sepakat ganti Ciamis menjadi Galuh

  • May 17, 2018
  • Dedi Kusmana

CIAMIS, (PR).- Dua pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Ciamis sepakat mengganti nama Kabupaten Ciamis menjadi Kabupaten Galuh. Usul penggantian nama tersebut dilontarkan oleh perwakilan mahasiswa saat Debat Publik Calon Bupati dan wakil Bupati Ciamis, di Gedung Islamic Center Ciamis, Selasa 8 Mei 2018.
Kedua pasangan calon yakni nomor urut 1, Herdiat Sunarya – Yana D Putera dan nomor 2 Iing Syam Arifin – Oih Burhanudin menyatakan penggantian nama harus melalui kajian ilmiah. Pertanyaan yang dilontarkan melalui rekaman video tersebut sempat diulang beberapa kali, karena adanya gangguan audio.“Usulan itu merupakan aspirasi yang harus diapresiasi. Hal tersebut merupakan keinginan masyarakat. Namun demikian tetap harus membutuhkan kajian akademik, kajian ilmiah dan sejarah. Saya setuju apabila masyarakat menghendaki,” tutur calon Bupati Ciamis Herdiat Sunarya. Hal senada juga dikemukakan calon Bupati Ciamis Iing Syam Arifin yang menyatakan penggantian nama juga membutuhkan upaya konkrit, serta diharapkan membawa kemaslahatan dan kemajuan bagi tatar galuh Ciamis. “Gagasan tersebut sudah bergulir di masyarakat, dengan demikian perlu uapaya konkrit dengan melakukan kajian akademik dan profesional. Hal tersebut membutuhkan langkah panjang, dan tidak sekadar mengubah nama, akan tetapi kedepannya harus menjadi lebih baik,” ujar calon Bupati Ciamis Iing Syam Arifin. Selain persoalan ganti nama, debat publik yang dibagi menjadi delapan sesi tersebut juga menyangkut berbagai persoalan di Ciamis, seperti kawasan agropolitan, pertanian, iklim investasi termasuk upaya peningkatan pendapatan asli daerah. Suasana debat yang semula terkesan monoton, sedikit berubah ketika sesi pertanyaan antara dua pasangan calon Wakil Buppati Ciamis. Bermula ketika calon Wakil Buati Oih Burhanudin yang semula duduk langsung berdiri menyampaikan pandangannya. Tndakan serupa juga diikuti oleh calon wakil Buati Yana D Putera ketika menyampaikan pendapatnya menyangkut tugas wakil bupati. Demikian pula usai jeda, suasana dalam ruang debat juga sempat ramai, ketika beberapa orang tidak mengenakan kartu identitas yang dikeluarkan KPU masuk kedalam ruang. Namun demikian hal tersebut tidak sampai menganggu jalannya debat.

Lancar

Usai mengikuti debat publik Ciamis, Ketua KPU Jawa Barat, Yayat Hidayat, menyatakan debat publik pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Ciamis berlangsung baik dan lancar. Kedua pasangan calon menguasai persoalan sehingga jalannya debat berlangsung menarik. “Debat ini sangat baik, terutama dari segi substansi. Kedua pasangan menguasai persoalan, keduanya menampilkan data serta mengeksplorasi hal yang terjadi. Hal itu menunjukkan keduanya mentegaui ciamis termasuk solusinya,” kata Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat. Penyelenggaraan debat oleh KPU Ciamis tidak hanya sebagai ajang sosialisasi, lanjutnya juga meningkatkan tali silaturahmi antar pasangan calon. Hal tersebut, tambah Yayat tidak seperti yang banyak dibicarakan media sosial, ramai dan berlangsung panas. “Saya lihat bagus sekali, tidak seperti yang saya dengar di Bandung soal debat di Ciamis agak bagaimana gitu. Kenyataannya kedua pasangan akrab. Jika secara umum di seluruh Jabar, debat berlangsung bagus, soal ada sedikit masalah itu juga masih dalam batas wajar,” tuturnya.

Yang pertama

Berkenaan dengan debat publik Pilgub Jabar 2018 kedua pada 11 Mei 2018, Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengatakan kegiatan berlangsung di Kampus Universitas Indonesia, Kota Depok. Salah satu alasan dipiliuhkan Depok karena di tempat tersebut selama ini banyak warga yang tidak menunaikan hak pilihnya atau golongan putih (golput). “Itu kan daerah banyak golput, dan dari sisi pemilihnya juga rawan, karena statusnya separo Depok separo Jakarta. Pagi di Jakarta, malam di Depok. Hal tersbeut yang menjadikan kami memilih Depok yang merupakan bagian dari Jawa Barat, ” kata Yayat. Dia mengungkapkan kegiatan debat politik yang digelar KPU di kampus UI Kota Depok merupakan yang pertama. Selama ini, lanjutnya UI menolak dijadikan tempat untuk debat politik ,baik Pilgub maupun Pilres. “Ini baru pertama kali UI untuk debat politik. Sebelumnya KPU RI ingin menggelar debat di temoat tersbeut, akan tetapi selalu ditolak,” ungkap Yayat.***